Tuesday 12 February 2013

life is...

Hal sepele yang baru saya sadari merupakan hal penting ahir-ahir ini adalah, waktu.

Semakin menyadari berapa umur saya sekarang, semakin saya merasa dikejar-kejar. Dikejar waktu. Dikejar target-target. Dikejar keinginan-keinginan orang-orang sekitar.

Belum lagi dengan target-target pekerjaan kantor yang hectic dan menuntut kecepatan dan keakuratan tenaga saya walalupun masih salah-salah juga. Wekk

Dan yang bikin saya sangat merasa terkejar-kejar adalah, bahwa diusia saya yang segini ini, saya baru menyadari bahwa saya belum berbuat banyak untuk orang lain. Dan anehnya saya kok ya merasa dituntut untuk berbuat ya paling enggak, sesuatu dan banyak hal yang bermanfaat buat orang lain. Ada rongrongan waktu yang menuntut saya untuk lebih banyak berbuat ini dan itu buat orang lain.
Mungkin saya ingin menjadi orang tua asuh bagi anak kurang mampu.
Kadang tuh gimana gitu waktu liat 'orang-orang susah' yang dorong kaca bingkai besar di gerobak, tukang jualan kacang rebus, ibu-ibu yang jualan telor asin di depan gang yang ada janur kuningnya, tukang becak, terlebih tukang bakso keliling yang bawa anak laki-laki 'abege'nya ikutan ngider supaya kelak bisa jualan bakso sendiri.

Suka engg... perasaan apa ya kalo liat anak laki-laki kecil udah keleleran di jalanan.

Nggak tau deng, saya lebih jleb kalo liat anak laki-laki 'susah' daripada anak perempuan 'susah'.

Kan kalo laki-laki itu bakal menghidupi orang lain nantinya..

Ya, enggak ada yang tau juga sih hidup bagaimana nantinya.

Cuma, kalau liat pemandangan kaya gitu pasti orang-orang juga bakal eengg.... gitu deh..

Eeng... apa ya..

Saya tau saya orangnya sangat tidak mau direpotkan orang lain. .
Saya tau saya orangnya sangat tidak mau dikritik oleh orang lain.
Saya tau saya orangnya sangat tidak toleran.
Saya tau saya orangnya tega-an.
Saya tau saya orangnya pamrih.
Saya tau saya orangnya pendendam.
Saya tau saya orangnya iri-an.
Saya tau saya orangnya tidak mau berkorban untuk orang lain.

Dan saya tau saya sebal sekali sama diri saya ketika menyadari itu ketika saya sudah seumur ini. Saya benci kenapa punya sifat-sifat seperti itu.

Kenapa juga ada orang yang dasarnya udah baik dari sononya.

No comments:

Post a Comment