Sunday, 17 February 2013

easy come, easy go..

Ini adalah kisah seorang teman yang menangis tersedu-sedu sambil menunggu film di depan bioskop.

Air mata terus meleleh di pipinya. Matanya merah. Dan sambil terus mengusap pipinya dia masih saja berkisah..

Perkenalan dengan seorang laki-laki beda marga bermula dari facebook.

Yang satu di pinggiran Jakarta, yang lainnya ada di seberang pulau.

"Gue tau dalam hati lo pasti bilang kalau gue bodoh banget. Menangisi pacar yang baru jadian 24 hari dan bahkan gue belum pernah ketemu langsung.." matanya makin merah meradang. Dan aku tak tau harus menjawab apa selain membiarkan dia berkeluh.

"Tapi caranya beda saat dia ngomong ke gue. Saat mamahnya telpon-telponan sama gue. Saat dia serius cari kerjaan waktu gue bilang kalau dia mau nikahin gue dia harus kerja. He's so serious!"

Lalu aku harus bagaimana lagi selain mendengarkan kamu teman?

Apalagi saat tangismu meledak ketika bercerita tentang keputusan 'pacarmu' untuk mengakhiri hubungan kalian.

 Aku hanya bisa menepuk pundakmu.

 Aku tak akan bilang "sabar ya" karena aku tau kamu bisa menyembuhkan lukamu sendiri.

Sabar. Mungkin akan terdengar menyebalkan saat kuucapkan untuk menghibur kamu yang tengah merundung.

"Dia mengingkari semua janjinya. Dia bilang nggak akan bikin gue nangis. Akan selalu siap dengerin semua cerita gue. Akan selalu rindu suara ketawa gue. Dia bilang dia mau ke Jakarta buat nemuin gue. Dia ingkari semua itu.."

"Tapi gue nggak akan mengingkari janji gue sama dia. Gue akan selalu siap dengerin semua cerita-cerita dia. Gue akan bikin dia menyesal melepas perempuan sebaik gue."

Terdengar sangat sepele tapi aku tau itu sangat berat.

Dan sekarang,

"Dia ngajakin gue balikan! Dia mau ke Jakarta!"

 Aku pun ikut bahagia. Itulah buah kesabaranmu sendiri teman. Kesabaran yang tidak pernah aku miliki beberapa tahun yang lalu hingga membuatku terjungkal berkali-kali karena urusan laki-laki.


"Tapi gue nggak mau.. Dia harus tau bahwa walaupun gue cinta dia tapi gue bukan wanita yang gampang didapat dan gampang dilepaskan.." 

Dan kau pun tersenyum penuh dengan kemenangan. 

Happy single, Boni..

Saturday, 16 February 2013

Bromo Mountain, East Java, Indonesia

13 Januari 2013, saya dan 3 orang teman saya travelling ala 'gembel' ke Gunung Bromo dengan menggunakan kereta.

And, walaaa... this is all the picture of Bromo.. =)

*all of this pictures taken from my Olympus SP-600UZ


welcome to Bromo..

they leave me..

harsh..

on jeep..
bold!

the three musketers



nobody care me!




hey i'm on top!




CHAYO!






CRYSANT



on smoke





so.....what a beautiful my Indonesia?

Tuesday, 12 February 2013

life is...

Hal sepele yang baru saya sadari merupakan hal penting ahir-ahir ini adalah, waktu.

Semakin menyadari berapa umur saya sekarang, semakin saya merasa dikejar-kejar. Dikejar waktu. Dikejar target-target. Dikejar keinginan-keinginan orang-orang sekitar.

Belum lagi dengan target-target pekerjaan kantor yang hectic dan menuntut kecepatan dan keakuratan tenaga saya walalupun masih salah-salah juga. Wekk

Dan yang bikin saya sangat merasa terkejar-kejar adalah, bahwa diusia saya yang segini ini, saya baru menyadari bahwa saya belum berbuat banyak untuk orang lain. Dan anehnya saya kok ya merasa dituntut untuk berbuat ya paling enggak, sesuatu dan banyak hal yang bermanfaat buat orang lain. Ada rongrongan waktu yang menuntut saya untuk lebih banyak berbuat ini dan itu buat orang lain.
Mungkin saya ingin menjadi orang tua asuh bagi anak kurang mampu.
Kadang tuh gimana gitu waktu liat 'orang-orang susah' yang dorong kaca bingkai besar di gerobak, tukang jualan kacang rebus, ibu-ibu yang jualan telor asin di depan gang yang ada janur kuningnya, tukang becak, terlebih tukang bakso keliling yang bawa anak laki-laki 'abege'nya ikutan ngider supaya kelak bisa jualan bakso sendiri.

Suka engg... perasaan apa ya kalo liat anak laki-laki kecil udah keleleran di jalanan.

Nggak tau deng, saya lebih jleb kalo liat anak laki-laki 'susah' daripada anak perempuan 'susah'.

Kan kalo laki-laki itu bakal menghidupi orang lain nantinya..

Ya, enggak ada yang tau juga sih hidup bagaimana nantinya.

Cuma, kalau liat pemandangan kaya gitu pasti orang-orang juga bakal eengg.... gitu deh..

Eeng... apa ya..

Saya tau saya orangnya sangat tidak mau direpotkan orang lain. .
Saya tau saya orangnya sangat tidak mau dikritik oleh orang lain.
Saya tau saya orangnya sangat tidak toleran.
Saya tau saya orangnya tega-an.
Saya tau saya orangnya pamrih.
Saya tau saya orangnya pendendam.
Saya tau saya orangnya iri-an.
Saya tau saya orangnya tidak mau berkorban untuk orang lain.

Dan saya tau saya sebal sekali sama diri saya ketika menyadari itu ketika saya sudah seumur ini. Saya benci kenapa punya sifat-sifat seperti itu.

Kenapa juga ada orang yang dasarnya udah baik dari sononya.